Mereka telah lelah menangis
Mereka telah lelah memaki
Mereka telah lelah meminta
Mereka tak sanggup lagi tertawa
Kini saatnya menyerah diri pada tuhan
Menjauhkan maksiat dari kehidupan
Menenangkan diri saat mereka pulang
Surga pun tak nampak bagi sang pahlawan
Terlihat istana megah yang masih berdiri disana
Apakah benar tuhan telah murka?
Apakah benar tuhan bosan dengan maksiat kita?
maafkan dosa kami ya Allah
Jumat, 26 Juni 2009
TERKUTUK!
Terbangun kami teraniaya
Membangkit mimpi demi nafas yang berhembus
Teringat ratapan malaikat pedih menyiksa
Sapu tangan putih yang telah bernoda
Tuhan apakah kau masih mendengar?
Mencoba bangkit krikil tajam menusuk
Ombak lautan mengecam jiwa
Terkikis hati berlumur dosa
Awan hitam yang tak bersahabat
Memandang penuh kecam dan luka
Berabad-abad menungu mereka
Dan mereka datang dengan tawa
Membangkit mimpi demi nafas yang berhembus
Teringat ratapan malaikat pedih menyiksa
Sapu tangan putih yang telah bernoda
Tuhan apakah kau masih mendengar?
Mencoba bangkit krikil tajam menusuk
Ombak lautan mengecam jiwa
Terkikis hati berlumur dosa
Awan hitam yang tak bersahabat
Memandang penuh kecam dan luka
Berabad-abad menungu mereka
Dan mereka datang dengan tawa
2 dan 3 langkah
Dikamar ini aku berfikir
Dikamar ini aku menulis
Dikamar ini aku terlelap
Dikamar ini aku bersandar
Terilntar pikiranku sepahit dalam hatiku
Tempat ini menjadi saksi kemurunganku
Tempat ini menjadi saksi kesendirianku
Disini, dimana aku berteriak dan melakukan hal bebas
Coretan di dinding menggambarkan hati yang keras
Angkuh aku berselimut dosa dalam hening
Tembok ini menertawaiku saat hatiku luka
Senanglah debu-debu itu menari di lantai
Dikamar ini aku menulis
Dikamar ini aku terlelap
Dikamar ini aku bersandar
Terilntar pikiranku sepahit dalam hatiku
Tempat ini menjadi saksi kemurunganku
Tempat ini menjadi saksi kesendirianku
Disini, dimana aku berteriak dan melakukan hal bebas
Coretan di dinding menggambarkan hati yang keras
Angkuh aku berselimut dosa dalam hening
Tembok ini menertawaiku saat hatiku luka
Senanglah debu-debu itu menari di lantai
Kamis, 25 Juni 2009
Seorang laki-laki
Dua mata pisau menusuk hati
Bersandar impian untuk kembali
Menunggu dosa makna terungkap
Kini aku hanya bisa menyendiri
Terengah dalam panjangnya mimpi
BANGSAT KUASA! itu kata untuk mereka
Hanya menunggu waktu untuk tertawa
Berkata mereka seperti anjing
Habis waktu untuk merenung
Tak ada guna sembunyi di balik gelap
Kini saatnya aku bangkit
mengalahkan rasa takut dalam hati
Aku akan bangkit di kemudian hari
Bersandar impian untuk kembali
Menunggu dosa makna terungkap
Kini aku hanya bisa menyendiri
Terengah dalam panjangnya mimpi
BANGSAT KUASA! itu kata untuk mereka
Hanya menunggu waktu untuk tertawa
Berkata mereka seperti anjing
Habis waktu untuk merenung
Tak ada guna sembunyi di balik gelap
Kini saatnya aku bangkit
mengalahkan rasa takut dalam hati
Aku akan bangkit di kemudian hari
Kata Dari Pengecut
Aku tau dirimu dari sini
Aku tau sifatmu dari sini
Aku tau Keberadaanmu dari sini
Dan aku tau, aku menantimu disini
Malam hari aku bertanya pada bulan
Malam itu bulan terdiam dan membuang muka
Malam itupun aku bertanya pada bintang
Namun bintang terdiam, dan angin menjawab aku harus kemana
Buta hatiku terprosot karna dirimu
Bawa aku pergi wahai angin malam
Aku bertanya dimana aku sekarang
Dan aku tersadar, aku telah terpijak dihatimu dan untuk selamanya di hatimu
Aku tau sifatmu dari sini
Aku tau Keberadaanmu dari sini
Dan aku tau, aku menantimu disini
Malam hari aku bertanya pada bulan
Malam itu bulan terdiam dan membuang muka
Malam itupun aku bertanya pada bintang
Namun bintang terdiam, dan angin menjawab aku harus kemana
Buta hatiku terprosot karna dirimu
Bawa aku pergi wahai angin malam
Aku bertanya dimana aku sekarang
Dan aku tersadar, aku telah terpijak dihatimu dan untuk selamanya di hatimu
1 : 51
Malam ini aku masih sendiri
Ditemani sebungkus rokok dan bersaudara secangkir kopi
Menemani angin malam di depan layar terpaku
Ditemani sebungkus rokok dan bersaudara secangkir kopi
Menemani angin malam di depan layar terpaku
Meratapi kejadian di masa lalu
Kini hanya diriku yang membenamkan luka
Kini diriku yang sangat tersiksa
Mengingatnya seperti mempercepat kematian
Terbayang masa-masa yang pernah terlewatkan
Hapus dosa, tenggelam aku dalam luka
Gerbang kematian seolah di depan mata
Akankah datang dirimu untuk bersama
Aku akan selalu menunggumu sampai akhir masa
Makna kata-kata sayank untuk sebuah peringatan
Tidak terbukti semua omong kosong belaka
Tersesat hatiku membawa luka
Kini aku tidak tau harus kemana
Kini diriku yang sangat tersiksa
Mengingatnya seperti mempercepat kematian
Terbayang masa-masa yang pernah terlewatkan
Hapus dosa, tenggelam aku dalam luka
Gerbang kematian seolah di depan mata
Akankah datang dirimu untuk bersama
Aku akan selalu menunggumu sampai akhir masa
Makna kata-kata sayank untuk sebuah peringatan
Tidak terbukti semua omong kosong belaka
Tersesat hatiku membawa luka
Kini aku tidak tau harus kemana
kecewa
Jalan pikiranku kini berbeda
Melihat sisi lainmu aku termenung
Memandang dinding penuh coretan
Terlintas untuk menggoreskan nadi
Mimpi ini kini berbeda
Kau tidak lagi otak ku
Aku menjemput alam mimpi
Apakah kau tau aku akan mati??
Melihat sisi lainmu aku termenung
Memandang dinding penuh coretan
Terlintas untuk menggoreskan nadi
Mimpi ini kini berbeda
Kau tidak lagi otak ku
Aku menjemput alam mimpi
Apakah kau tau aku akan mati??
Aku?
Aku seperti tak berguna disini
Menunggu nasib yang akan berubah
Hanya tulisan bodoh yang aku kerjakan
Tertawa di tengah-tengah kegelapan hati
Aku akan ke hutan untuk berlari
Aku akan ke laut untuk bertanya
Aku akan ke gunung untuk berteriak
Begitulah hatiku berkata omong kosong yang BODOH!
Aku telah merasakan perihnya tertusuk duri
Aku telah merasakan sakitnya terseset pisau
Aku telah merasakan pedihnya kata-kata mereka
Begitulah mulutku berbicara fakta
Inilah aku, Disinilah aku
Inilah kehidupanku, inilah tingkahlaku ku
Tersadar aku hanya bersembunyi di balik tulisan
Dan aku akan berdiri di kehidupanku sampai aku tertidur lelap
Menunggu nasib yang akan berubah
Hanya tulisan bodoh yang aku kerjakan
Tertawa di tengah-tengah kegelapan hati
Aku akan ke hutan untuk berlari
Aku akan ke laut untuk bertanya
Aku akan ke gunung untuk berteriak
Begitulah hatiku berkata omong kosong yang BODOH!
Aku telah merasakan perihnya tertusuk duri
Aku telah merasakan sakitnya terseset pisau
Aku telah merasakan pedihnya kata-kata mereka
Begitulah mulutku berbicara fakta
Inilah aku, Disinilah aku
Inilah kehidupanku, inilah tingkahlaku ku
Tersadar aku hanya bersembunyi di balik tulisan
Dan aku akan berdiri di kehidupanku sampai aku tertidur lelap
Batin Siksa Mimpi
Hujan rintik-rintik dan lama kelamaan deras
Membawa kehidupan lebih tak berarti
Berharap mereka datang dan mengulurkan tangan
Namun mereka tak mengerti apa yang terjadi
Bidadari hanya tersenyum melihat diriku
Penjaga neraka terus menertawaiku
Tuhan mengabul doa harapku hanya padamu
Kuburku dalam mimpi yang semu
Langit rintih menyentuh duka
Terbawa kita dalam kehidupan nyata
Aku hanya melihatmu tertawa
Terus terbawa dalam hati yang terluka
Berharap mereka datang dan mengulurkan tangan
Namun mereka tak mengerti apa yang terjadi
Bidadari hanya tersenyum melihat diriku
Penjaga neraka terus menertawaiku
Tuhan mengabul doa harapku hanya padamu
Kuburku dalam mimpi yang semu
Langit rintih menyentuh duka
Terbawa kita dalam kehidupan nyata
Aku hanya melihatmu tertawa
Terus terbawa dalam hati yang terluka
JALAN!!
Malam indah, Semilir angin menyejuk jiwa
Bulan dan bintang berteman akrab
Tikus-tikus kecil menyapu jalan
Mengiringi langkahku menuai waktu
Sepuntung rokok yang masih ku hisap
Menemani Derai langkahku dari sepi
Teringat canda tawa mereka yang yak kenal dosa
Tersenyum kecil hatiku dari luka
Jauh langkah dalam hati
Berfikir aku untuk berlari
Namun keramaian dalam hatiku terusir
Ketika gerbang kedamaian terbuka
Bulan dan bintang berteman akrab
Tikus-tikus kecil menyapu jalan
Mengiringi langkahku menuai waktu
Sepuntung rokok yang masih ku hisap
Menemani Derai langkahku dari sepi
Teringat canda tawa mereka yang yak kenal dosa
Tersenyum kecil hatiku dari luka
Jauh langkah dalam hati
Berfikir aku untuk berlari
Namun keramaian dalam hatiku terusir
Ketika gerbang kedamaian terbuka
Langganan:
Postingan (Atom)