Mati sebagai sampah!
Kebencian tanpa akhir
Rasa sakit tidak membunuh
Lentera merah berkubah darah
Hangat nafas kaum pendosa
Hormatku pada kalian tertua
Coba bimbim srigala
Konyol dengarkan tawa
Bisik luka dalam derita
Jalani saja semua
Ambil kain putih kosong
Coba hapus kotor dimuka
Bimbinglah wahai para tertua
Tebing jurang berujung dosa
Hanya harap gerbang surga terbuka
Sabtu, 18 September 2010
Rabu, 08 September 2010
Kehidupan Srigala Hitam
Harus kemana aku?
Seorang saudara menjauh.
Kearah mana jalan ini?
Seorang pujaan hati telah pergi.
Berapa ratus kali kata "Ma'af!"?
Seperti kalian tidak hiraukan!
Tengoklah aku! Dengarlah aku!
Aku laki-laki yang dahulu kalian temani!
Darah-darahku mengalir panas!
Nafas-nafasku menghembus luas!
Lapar, Haus, Dan penuh cacian.
Srigala malam mencari kehidupan!
Gerbang ini tidak terkunci.
Masuklah kembali bila kalian lelah pergi!
Seorang saudara menjauh.
Kearah mana jalan ini?
Seorang pujaan hati telah pergi.
Berapa ratus kali kata "Ma'af!"?
Seperti kalian tidak hiraukan!
Tengoklah aku! Dengarlah aku!
Aku laki-laki yang dahulu kalian temani!
Darah-darahku mengalir panas!
Nafas-nafasku menghembus luas!
Lapar, Haus, Dan penuh cacian.
Srigala malam mencari kehidupan!
Gerbang ini tidak terkunci.
Masuklah kembali bila kalian lelah pergi!
Selasa, 07 September 2010
Anjing Malam
Haruskan aku terdiam di gelap?
Tidak kuat rasa ingin berontak
Kekang jiwa hasrat pendosa
Tampar amarah jalang kau binatang!
Ingin rasa tertawa dalam murka!
Aku kembali ke jalan remang
Malam panjang menempuh kehidupan
Lepas semua beban dalam dada
Enggan lagi menoleh kebelakang
Sebab anjing malam telah datang
Hei bidadari di ujung jalan?
Lirik mata penuh rayuan
Inginkah kau melangkah datang?
Siksalah dirimu dengan kenangan
Tidak peduli! aku telah menutup gerbang!
Tidak kuat rasa ingin berontak
Kekang jiwa hasrat pendosa
Tampar amarah jalang kau binatang!
Ingin rasa tertawa dalam murka!
Aku kembali ke jalan remang
Malam panjang menempuh kehidupan
Lepas semua beban dalam dada
Enggan lagi menoleh kebelakang
Sebab anjing malam telah datang
Hei bidadari di ujung jalan?
Lirik mata penuh rayuan
Inginkah kau melangkah datang?
Siksalah dirimu dengan kenangan
Tidak peduli! aku telah menutup gerbang!
Senin, 30 Agustus 2010
Obrolan Malam
Apa lagi?
Cinta?
Kau kunyah saja itu cinta!
Tidak ada yang asli
Semuanya palsu!
Kasih sayang?
Kau sebut itu kasih sayang?
Apa rasanya?
Asam?manis?menyakitkan?
Lucu sekali!
Butuh perhatian?
Kau mintalah perhatian bapak ibu kau itu !?
Apa dia tau sejarah kau itu?
Dia tidak tau!
Hanya pura-pura tau! bodoh!
Cobalah kau tongkrongi mereka!
Tanya tentang cinta
Apa yang mereka katakan?
Hanya tertawa!
Sudahlah! tidur cepat!
Temuilah matahari di pagi hari
Mungkin dia mengerti!
Cinta?
Kau kunyah saja itu cinta!
Tidak ada yang asli
Semuanya palsu!
Kasih sayang?
Kau sebut itu kasih sayang?
Apa rasanya?
Asam?manis?menyakitkan?
Lucu sekali!
Butuh perhatian?
Kau mintalah perhatian bapak ibu kau itu !?
Apa dia tau sejarah kau itu?
Dia tidak tau!
Hanya pura-pura tau! bodoh!
Cobalah kau tongkrongi mereka!
Tanya tentang cinta
Apa yang mereka katakan?
Hanya tertawa!
Sudahlah! tidur cepat!
Temuilah matahari di pagi hari
Mungkin dia mengerti!
Minggu, 29 Agustus 2010
Ibu Pertiwi
Aku salah satu laki laki ingusan
YANG AKAN BERDIRI DI GARIS DEPAN!
apa yang mereka lihat dari kita?
DARAH KITA MERAH BUNG!!
DAN TULANG KITA PUTIH KAWAN!!
HATI KITA BAJA!
GERAKAN KITA PELURU!
DAN OTAK KITA ADALAH BELATI!
GANYANG MALAYSIA!
Begitu Bung Karno berkata
GANYANG MALAYSIA!
INI IBU PERTIWI!
TIDAK SUDI MELIHAT GARUDA TERINJAK!
INI IBU PERTIWI!!
SUDAH LELAH MEMBERI TOLERANSI!
Kalau saja saatnya kita perang
MARI BERPERANG!!!
DAN REBUT KEMBALI KEMERDEKAAN!!
Yang sudah seharusnya kita rayakan
BERKIBARLAH!
BERKIBARLAH BENDERAKU!!
BERKIBARLAH DAN RAIH LANGITMU!!
Terbanglah!
KEPAKAN SAYAPMU WAHAI GARUDAKU!!
BUANG SEMUA BENALU YANG ADA DISAYAPMU!
BUANGLAH! DAN KEMBALILAH TERBANG BEBAS
Bapak! Ibu! LIHAT AKUU!!
aku akan ikut berjuang
DEMI KEHORMATAN DAN KEMERDEKAAN!
INDONESIA! JAYA! MERDEKA!
YANG AKAN BERDIRI DI GARIS DEPAN!
apa yang mereka lihat dari kita?
DARAH KITA MERAH BUNG!!
DAN TULANG KITA PUTIH KAWAN!!
HATI KITA BAJA!
GERAKAN KITA PELURU!
DAN OTAK KITA ADALAH BELATI!
GANYANG MALAYSIA!
Begitu Bung Karno berkata
GANYANG MALAYSIA!
INI IBU PERTIWI!
TIDAK SUDI MELIHAT GARUDA TERINJAK!
INI IBU PERTIWI!!
SUDAH LELAH MEMBERI TOLERANSI!
Kalau saja saatnya kita perang
MARI BERPERANG!!!
DAN REBUT KEMBALI KEMERDEKAAN!!
Yang sudah seharusnya kita rayakan
BERKIBARLAH!
BERKIBARLAH BENDERAKU!!
BERKIBARLAH DAN RAIH LANGITMU!!
Terbanglah!
KEPAKAN SAYAPMU WAHAI GARUDAKU!!
BUANG SEMUA BENALU YANG ADA DISAYAPMU!
BUANGLAH! DAN KEMBALILAH TERBANG BEBAS
Bapak! Ibu! LIHAT AKUU!!
aku akan ikut berjuang
DEMI KEHORMATAN DAN KEMERDEKAAN!
INDONESIA! JAYA! MERDEKA!
Sabtu, 28 Agustus 2010
Kau dan Aku
Jangan pernah tanyakan
Siapa aku?
Dan jangan pernah berfikir
Dimana aku?
Bertanyalah siapa dirimu?
Dan berfikirlah dimana dirimu?
Inilah aku
Tiada yang tau
Bahkan kau!
Hanyalah aku yang tau
Jangan pernah tanyakan
Apa warna darahku?
Dan jangan pernah berfikir
Apa isi otak ku?
Tanyalah merahkah darahmu?
Dan berfikirlah dimana otakmu?
Berdiamlah sampai badai usai
Jangan pernah lompati jurang terjal
Berjalanlah dirumput kering
Jangan pernah lawan takdir alam!
Siapa aku?
Dan jangan pernah berfikir
Dimana aku?
Bertanyalah siapa dirimu?
Dan berfikirlah dimana dirimu?
Inilah aku
Tiada yang tau
Bahkan kau!
Hanyalah aku yang tau
Jangan pernah tanyakan
Apa warna darahku?
Dan jangan pernah berfikir
Apa isi otak ku?
Tanyalah merahkah darahmu?
Dan berfikirlah dimana otakmu?
Berdiamlah sampai badai usai
Jangan pernah lompati jurang terjal
Berjalanlah dirumput kering
Jangan pernah lawan takdir alam!
Kamis, 26 Agustus 2010
Saudara
Ingin sekali terlelap
Aku tidak mengerti
Hati ini hanya aku
Bukan kau, dia, atau mereka
Berduka tidak ada guna
Rasanya entah apa?
Gunakan sisa tenaga
Untuk berdiri berjalan
Ingin sekali berbicara
Apakah saudara mendengar?
Mungkin tidak, karena kebencian
Selalu menutup pintu dan mengunci
Arah tujuan masa depan
Pagi buta butuh senyuman
Bukan pecundang
Hanya pejuang!
Aku tidak mengerti
Hati ini hanya aku
Bukan kau, dia, atau mereka
Berduka tidak ada guna
Rasanya entah apa?
Gunakan sisa tenaga
Untuk berdiri berjalan
Ingin sekali berbicara
Apakah saudara mendengar?
Mungkin tidak, karena kebencian
Selalu menutup pintu dan mengunci
Arah tujuan masa depan
Pagi buta butuh senyuman
Bukan pecundang
Hanya pejuang!
Mati Rasa
Lihat langit
Kembar bulan
Kanan dan kiri
Ribuan bintang
Kelap kelip
Sambutan malam
Dingin sangat dingin
Menembus kulit tebal
Menusuk hingga sumsum
Perlambat system otak
Enggan bergerak
Seperti terikat
Terdiam di alunan gitar
Terpejam nikmati kehampaan
Apa yang harus di pikirkan?
Cinta?
kasih sayang?
Perhatian?
Maaf! sudah beku hatiku
Ini jalanku
Ini hidupku
Ini duniaku
Kau?
Hanyalah penumpang
Jangan harap bisa kendalikan!
Senin, 23 Agustus 2010
This Is My Way
Kemana jalan ini?
Aku hilang arah
Putus asa tiada tara
Tubuhku kaku
Sampai mati rasa
Ini hati membeku kembali
Dingin rasa menghampiri
Wajahku pucat bagai mayat
Nafas-nafas panas
Membius urat syaraf
Kakiku Berhenti melangkah
Kembali aku kekanan melanjutkan
Enggan menoleh kebelakang
Sebab hati membeku menderu
Saut-saut terdengar suara
Membujuk kembali pulang
TIDAK! begitu hati berkata
Aku hilang arah
Putus asa tiada tara
Tubuhku kaku
Sampai mati rasa
Ini hati membeku kembali
Dingin rasa menghampiri
Wajahku pucat bagai mayat
Nafas-nafas panas
Membius urat syaraf
Kakiku Berhenti melangkah
Kembali aku kekanan melanjutkan
Enggan menoleh kebelakang
Sebab hati membeku menderu
Saut-saut terdengar suara
Membujuk kembali pulang
TIDAK! begitu hati berkata
Kemenangan
Meriam telah di bunyikan
Bergunjing dan menyerang
Demi kehormatan dan impian
Tidak kenal lelah demi kesempatan
Semua akan terjadi nanti
Doa dan usaha tidak di hentikan
Demi 1 kata seorang pria
CINTA?! memang pecundang
Tameng di sisi kiri
Pedang di sisi kanan
Mengayun mengunus korban
Darah, Luka, Dan air mata
Seperti hujan berlian
Yakinlah doa terkabul
Yakinlah ALLAH bersama kita
Perang telah di hentikan
Sunyi senyap keadaan
Kehormatan dan impian
Telah di dapatkan
Kemenangan untuk bendera yang usang!
Bergunjing dan menyerang
Demi kehormatan dan impian
Tidak kenal lelah demi kesempatan
Semua akan terjadi nanti
Doa dan usaha tidak di hentikan
Demi 1 kata seorang pria
CINTA?! memang pecundang
Tameng di sisi kiri
Pedang di sisi kanan
Mengayun mengunus korban
Darah, Luka, Dan air mata
Seperti hujan berlian
Yakinlah doa terkabul
Yakinlah ALLAH bersama kita
Perang telah di hentikan
Sunyi senyap keadaan
Kehormatan dan impian
Telah di dapatkan
Kemenangan untuk bendera yang usang!
Pesan Kematian
Ketika aku mati nanti
Aku harap kau datang
Untuk menabur bunga
Dan memanjatkan doa
Di atas kubur yang derita
Jangan sesali aku pergi
Ini hanyalah hukum karma
Dari zaman yang gila
Membuat semua berubah
Hilang arah entah kemana
Mungkin mayatku akan tertawa
Ketika mendengar kau berdoa
Dan mengucap kata cinta
Aku telah tiada
Percuma kau menangis berduka
Di atas nisanku nanti
Akan terukir canda tawa
Dari kisah-kisah kita
Coba kau hapus dengan luka
Tidak ada guna
Semua telah tiada
Aku harap kau datang
Untuk menabur bunga
Dan memanjatkan doa
Di atas kubur yang derita
Jangan sesali aku pergi
Ini hanyalah hukum karma
Dari zaman yang gila
Membuat semua berubah
Hilang arah entah kemana
Mungkin mayatku akan tertawa
Ketika mendengar kau berdoa
Dan mengucap kata cinta
Aku telah tiada
Percuma kau menangis berduka
Di atas nisanku nanti
Akan terukir canda tawa
Dari kisah-kisah kita
Coba kau hapus dengan luka
Tidak ada guna
Semua telah tiada
Minggu, 22 Agustus 2010
Guruku "Kenangan SMA"
Denting bell telah berbunyi
Sunyi pagi ini telah pergi
Kicau burung merpati
Menandai datangnya sang matahari
Ku mulai dengan buku ini
Ku mulai dengan kata ini
Dia yang berdiri di depan sana
Seperti pejuang yang memimpin pasukan
Memulai semua mata pelajaran
Tidak terhitung keringat yang terbuang
Materi yang mereka beri
Seperti masuk menjebol otak kiri
Memeras kesabaran dari hidup
Mereka pantas untuk dipuji
Terimakasih ku ucap
Bapak dan Ibu Guruku
Sunyi pagi ini telah pergi
Kicau burung merpati
Menandai datangnya sang matahari
Ku mulai dengan buku ini
Ku mulai dengan kata ini
Dia yang berdiri di depan sana
Seperti pejuang yang memimpin pasukan
Memulai semua mata pelajaran
Tidak terhitung keringat yang terbuang
Materi yang mereka beri
Seperti masuk menjebol otak kiri
Memeras kesabaran dari hidup
Mereka pantas untuk dipuji
Terimakasih ku ucap
Bapak dan Ibu Guruku
Ramadhan
Aku hanyalah manusia
Manusia yang berlumur dosa
Dosa yang menyelimuti tubuh ini
Pantaskah aku berdiri di bulan yang suci?
Bergetar tubuh ketika mendengar nama-Mu
Doa-doa ku tidak bisa menebus kesalahanku!
Selayaknya kucing hitam mencari makan
Aku harus berjalan ketempat terang
Ketika Adzan mu berkumandang
Aku lelap tertidur!
Ketika kau berikan kenikmatan
Aku sibuk bersenang-senang!
YA ALLAH! AMPUNILAH HAMBA!!
Di atas karpet hijau aku menangis doa
Mengangkat tangan untuk meminta
Ke arah kiblat aku bersabda!
YA ALLAH! AMPUNILAH HAMBA!!
Manusia yang berlumur dosa
Dosa yang menyelimuti tubuh ini
Pantaskah aku berdiri di bulan yang suci?
Bergetar tubuh ketika mendengar nama-Mu
Doa-doa ku tidak bisa menebus kesalahanku!
Selayaknya kucing hitam mencari makan
Aku harus berjalan ketempat terang
Ketika Adzan mu berkumandang
Aku lelap tertidur!
Ketika kau berikan kenikmatan
Aku sibuk bersenang-senang!
YA ALLAH! AMPUNILAH HAMBA!!
Di atas karpet hijau aku menangis doa
Mengangkat tangan untuk meminta
Ke arah kiblat aku bersabda!
YA ALLAH! AMPUNILAH HAMBA!!
Sabtu, 21 Agustus 2010
Teruntuk Ayah
Selamet Maryono
Masih kah kau tertidur?
Di dalam gundukan tanah
Mungkin lembab disana
Ingin sekali memberi cahaya
Lalu kipas-kipas yang menyejukan
Maaf aku tidak bisa!
Bahkan aku tidak melihat kau lagi
Hanya di dalam foto
Kenangmu bersamaku
Selalu kupandang
Ingin ku pegang tanganmu
Seperti dahulu aku kecil menangis
Teringat pelukanmu
Erat! Bahkan enggan terlepas
Sudah belasan tahun kau pergi
Aku rindu dirimu
Wibawa tenang penuh makna
Kata-katamu tertanam di hatiku
Andai bisa berjumpa
Maaf meneteskan air mata
Aku bukan laki-laki baja
Hati ku butuh dampinganmu
Sosok yang selalu di bangga
Di kamar ini aku selalu berdoa
Bahkan sujud meminta!
AYAHKU?!
kaulah jawara!
Semoga tenang disisi-Nya
Masih kah kau tertidur?
Di dalam gundukan tanah
Mungkin lembab disana
Ingin sekali memberi cahaya
Lalu kipas-kipas yang menyejukan
Maaf aku tidak bisa!
Bahkan aku tidak melihat kau lagi
Hanya di dalam foto
Kenangmu bersamaku
Selalu kupandang
Ingin ku pegang tanganmu
Seperti dahulu aku kecil menangis
Teringat pelukanmu
Erat! Bahkan enggan terlepas
Sudah belasan tahun kau pergi
Aku rindu dirimu
Wibawa tenang penuh makna
Kata-katamu tertanam di hatiku
Andai bisa berjumpa
Maaf meneteskan air mata
Aku bukan laki-laki baja
Hati ku butuh dampinganmu
Sosok yang selalu di bangga
Di kamar ini aku selalu berdoa
Bahkan sujud meminta!
AYAHKU?!
kaulah jawara!
Semoga tenang disisi-Nya
Kamis, 19 Agustus 2010
Berdiri
Aku hidup dari gumpalan darah
Akan berakhir di dalam tanah
Dan coba menggapai matahari yang lelah
Tidak berakhir kisah dari sang bocah
Aku menarik nafas
Putus asa entah mengapa
Coba bangkit tanpa bendera
Tubuh Asing penuh luka
Langkah demi langkah
Menelusuri jalan entah kemana
Pijak kaki gontai penuh makna
Mencari harap dari kota yang buta
Akan berakhir di dalam tanah
Dan coba menggapai matahari yang lelah
Tidak berakhir kisah dari sang bocah
Aku menarik nafas
Putus asa entah mengapa
Coba bangkit tanpa bendera
Tubuh Asing penuh luka
Langkah demi langkah
Menelusuri jalan entah kemana
Pijak kaki gontai penuh makna
Mencari harap dari kota yang buta
Rabu, 18 Agustus 2010
Sahabat "si botak"
Kali ini aku tidak sendiri
Masi ada teman kecil
Dengan Menghendus bau busuk
Aku terbawa ke alam santai
Dia hanya melihat
Dengan ragu berkata
Aku tidak tau mengucap apa
Dia hanya dengar kata kecewa
Masih menghisap roko
Tangan-tangan ku menulis
Kata karang dari sang bocah
Hilang arah karena amarah
Oh... Legenda
Inilah kisahmu terukir
Di dalam hati seorang pejantan
Terus terkenang dan berjuang
Masi ada teman kecil
Dengan Menghendus bau busuk
Aku terbawa ke alam santai
Dia hanya melihat
Dengan ragu berkata
Aku tidak tau mengucap apa
Dia hanya dengar kata kecewa
Masih menghisap roko
Tangan-tangan ku menulis
Kata karang dari sang bocah
Hilang arah karena amarah
Oh... Legenda
Inilah kisahmu terukir
Di dalam hati seorang pejantan
Terus terkenang dan berjuang
Selasa, 17 Agustus 2010
Seorang Aku
Malam ini gelap
Seorang 'AKU' terduduk
Dibalik pohon
Menunggu buah terjatuh
Nyala api roko, sendu
Daun kering jatuh
Hmmm, sepi!
Belaian angin
Menerpa wajah
Terlihat bocah
Dengan tatapnya
Air mata kering
Menghapus debu sepijak
Malang!
Malam ini gelap
Seorang 'AKU' berdiri
Melangkah pergi
Berpindah ke pohon lain
Roko hampir mati
Buah telah jatuh
Seorang 'AKU' tidak peduli
Seorang 'AKU' terduduk
Dibalik pohon
Menunggu buah terjatuh
Nyala api roko, sendu
Daun kering jatuh
Hmmm, sepi!
Belaian angin
Menerpa wajah
Terlihat bocah
Dengan tatapnya
Air mata kering
Menghapus debu sepijak
Malang!
Malam ini gelap
Seorang 'AKU' berdiri
Melangkah pergi
Berpindah ke pohon lain
Roko hampir mati
Buah telah jatuh
Seorang 'AKU' tidak peduli
Senin, 16 Agustus 2010
Raungan
Melangkah sendiri
Di dinding ini
Putih usang
Banyak coretan
Ingat-ingat masa lalu
Menambah luka melebar
Aku ingin bersandar
Tapi darah terus keluar
Prajurit itu mangsaku!
Tapi aku tidak punya cakar
Aku ingin mengoyak daging!
Tapi taring telah hilang
Simpan sakit ini
Tahan saja luka
Malam panjang
Raungan srigala hitam
Di dinding ini
Putih usang
Banyak coretan
Ingat-ingat masa lalu
Menambah luka melebar
Aku ingin bersandar
Tapi darah terus keluar
Prajurit itu mangsaku!
Tapi aku tidak punya cakar
Aku ingin mengoyak daging!
Tapi taring telah hilang
Simpan sakit ini
Tahan saja luka
Malam panjang
Raungan srigala hitam
Jumat, 13 Agustus 2010
Dendam
Kolong langit adalah rumahku
Kamar ini adalah sarang hewan
Dan aku adalah anjing malam!
Tidak sudi menerima perhatian
Ribuan tangan coba menggapai
Tapi tolak ludah membasahi wajah
Entah apa yang terjadi
Kini hari semakin sepi
Jalani saja dengan mimpi
Aku lelah memuji
Berlatih untuk membalas
Balas luka yang kau buat!
Kamar ini adalah sarang hewan
Dan aku adalah anjing malam!
Tidak sudi menerima perhatian
Ribuan tangan coba menggapai
Tapi tolak ludah membasahi wajah
Entah apa yang terjadi
Kini hari semakin sepi
Jalani saja dengan mimpi
Aku lelah memuji
Berlatih untuk membalas
Balas luka yang kau buat!
Bimbang
Malam ini
Sendiri
Terpa angin
Menyambut pagi
Aku berdiri
Aku lelah
Harus kemana?
Jalan berliku terjal
Entah apa rasanya
Sakit
Maut?
Kapankah datang?
Aku bosan
Bantu aku
Hunus pedangmu
BUNUH AKU!!
Sendiri
Terpa angin
Menyambut pagi
Aku berdiri
Aku lelah
Harus kemana?
Jalan berliku terjal
Entah apa rasanya
Sakit
Maut?
Kapankah datang?
Aku bosan
Bantu aku
Hunus pedangmu
BUNUH AKU!!
Kamis, 12 Agustus 2010
Pahlawan
Ini medan perang!
Jangan tersentak melihat jasad
Mereka yang telah membantu
Aku bangkit karena mayat itu
Mengangkat senjata lalu mati
Namun tidak sia-sia
Aku hargai mereka!
Terimakasih para pahlawan
Doaku mengiringi jalan panjang
Kalian berjuang
Demi sosok yang gagal
Namun segera menuai keberhasilan!
HATI KU INI BELATI!!
Tajam namun berkarat!
OTAK KU ADALAH SENAPAN!!
Cepat tapi belum tentu tepat sasaran!
GERAKAN KU ADALAH BAMBU RUNCING!!
Mematikan tetapi rapuh!
Terimakasih kawan!
Semoga aku bisa berdiri disana
DAN MENANCAPKAN BENDERA KEMERDEKAAN!!
Jangan tersentak melihat jasad
Mereka yang telah membantu
Aku bangkit karena mayat itu
Mengangkat senjata lalu mati
Namun tidak sia-sia
Aku hargai mereka!
Terimakasih para pahlawan
Doaku mengiringi jalan panjang
Kalian berjuang
Demi sosok yang gagal
Namun segera menuai keberhasilan!
HATI KU INI BELATI!!
Tajam namun berkarat!
OTAK KU ADALAH SENAPAN!!
Cepat tapi belum tentu tepat sasaran!
GERAKAN KU ADALAH BAMBU RUNCING!!
Mematikan tetapi rapuh!
Terimakasih kawan!
Semoga aku bisa berdiri disana
DAN MENANCAPKAN BENDERA KEMERDEKAAN!!
Senin, 09 Agustus 2010
Busuk!
Dadaku sesak!
Bukan karena asap
Tubuhku bergetar!
Bukan karena gempa
Entah apa yang tertanam
Seperti duri yang tajam
Menembus kulit lalu menuju ke hati
Sangat sakit!
TIKAM SAJA DIRIKU!!
Biar aku tewas!
Tewas dengan rasa benci
Benci yang mencintai!
Bukan karena asap
Tubuhku bergetar!
Bukan karena gempa
Entah apa yang tertanam
Seperti duri yang tajam
Menembus kulit lalu menuju ke hati
Sangat sakit!
TIKAM SAJA DIRIKU!!
Biar aku tewas!
Tewas dengan rasa benci
Benci yang mencintai!
Sajak Orang Gila
Dengar aku!?
Di gelap rindu buta
Bukan gila!
Entah
Entah apa aku ini!!
Binatang??
YA AKU MEMANG BINATANG!!
Aku tidak mengerti merawat hati
Gelap diriku
Rindu
Coba tusuk tulangku
Huaah!
Aku lelah
Aku menyerah
Ini hidupku!
Pantas aku menangis?
TIDAAAK!!!
AKU HANYA MENAHAN SAKIT!!
Sakit yang teramat sangat!
Terimakasih
TERIMAKASIH KAU TELAH PERGI!!
AKU BERSYUKUR!!
Gelap ini teman baiku
Terimakasih!
Aku menunggumu.
Di gelap rindu buta
Bukan gila!
Entah
Entah apa aku ini!!
Binatang??
YA AKU MEMANG BINATANG!!
Aku tidak mengerti merawat hati
Gelap diriku
Rindu
Coba tusuk tulangku
Huaah!
Aku lelah
Aku menyerah
Ini hidupku!
Pantas aku menangis?
TIDAAAK!!!
AKU HANYA MENAHAN SAKIT!!
Sakit yang teramat sangat!
Terimakasih
TERIMAKASIH KAU TELAH PERGI!!
AKU BERSYUKUR!!
Gelap ini teman baiku
Terimakasih!
Aku menunggumu.
Minggu, 08 Agustus 2010
Karma
Dahulu di asingkan
Dan Sekarang di utamakan
Namun telah pergi kepulau liar
Tanpa bekal yang membanggakan
Kapal besar yang kau bawa
Membawa kenangan yang tidak dilupa
Ketika kapalmu berlayar
Aku menunggumu di pelabuhan
Merpati memberi kabar
Kabar tentang dimana kau menjangkar
Enggan lagi aku di pelabuhan
Hendaklah pergi ke hutan
Teriak, teriak hatiku bersama sangmacan!
Dan Sekarang di utamakan
Namun telah pergi kepulau liar
Tanpa bekal yang membanggakan
Kapal besar yang kau bawa
Membawa kenangan yang tidak dilupa
Ketika kapalmu berlayar
Aku menunggumu di pelabuhan
Merpati memberi kabar
Kabar tentang dimana kau menjangkar
Enggan lagi aku di pelabuhan
Hendaklah pergi ke hutan
Teriak, teriak hatiku bersama sangmacan!
Jumat, 06 Agustus 2010
Laki-Laki
Aku mencoba berdiri
Dengan terseok-seok meraba dingin
Coba, dan coba berulang kali
Sampai bangkit kembali
Ketika tulang-tulangku mulai tersusun
Ketika darah-darahku mulai mengalir
Ketika nafas-nafasku mulai terhembus!
AKU BANGKIT KEMBALI!!
Berteman secerca harapan
Aku berjalan!
AKU BERLARI SEKENCANG-KENCANGNYA!!
Lalu berhenti, DAN HADAPI SAMPAI MATI!!
Dengan terseok-seok meraba dingin
Coba, dan coba berulang kali
Sampai bangkit kembali
Ketika tulang-tulangku mulai tersusun
Ketika darah-darahku mulai mengalir
Ketika nafas-nafasku mulai terhembus!
AKU BANGKIT KEMBALI!!
Berteman secerca harapan
Aku berjalan!
AKU BERLARI SEKENCANG-KENCANGNYA!!
Lalu berhenti, DAN HADAPI SAMPAI MATI!!
Sabtu, 31 Juli 2010
Balada Seorang Pria
Aku lelaki
Apa itu arti cinta?
Dan siapakah kasih sayang?
Aku Tidak mengerti
Matahari, terbit di atas kepala
Aku haus
Aku butuh air
Terlihat seorang wanita
Jauh, Jauh di atas puncak kesedihan
Aku berjalan menemuinya
Dia pergi
Meninggalkan ku
Dengan setumpuk harapan
Apa air itu cinta?
Apa wadah air itu kasih sayang?
Aku lelaki
Dan aku tidak mengerti
Apa itu arti cinta?
Dan siapakah kasih sayang?
Aku Tidak mengerti
Matahari, terbit di atas kepala
Aku haus
Aku butuh air
Terlihat seorang wanita
Jauh, Jauh di atas puncak kesedihan
Aku berjalan menemuinya
Dia pergi
Meninggalkan ku
Dengan setumpuk harapan
Apa air itu cinta?
Apa wadah air itu kasih sayang?
Aku lelaki
Dan aku tidak mengerti
Jumat, 30 Juli 2010
Rawamangun
Rawamangun Jakarta Timur
Berdiri di bawah naungan tenda
Menunggu angkutan rongsok
Siang mengitari kota
Mobil mewah sangpenguasa
Congak terasa di mata kaum miskin
Kaki-kaki hitam yang melangkah antara kami
Kami yang menunggu angkutan besi
Rawamangun Jakarta Timur
Sedan-sedan mewah membajak jalan
Tidak mau mengalah pada kesibukan
Terpinggirlah para kaki lima
Sesak terasa debu dari mereka
Berdiri di bawah naungan tenda
Menunggu angkutan rongsok
Siang mengitari kota
Mobil mewah sangpenguasa
Congak terasa di mata kaum miskin
Kaki-kaki hitam yang melangkah antara kami
Kami yang menunggu angkutan besi
Rawamangun Jakarta Timur
Sedan-sedan mewah membajak jalan
Tidak mau mengalah pada kesibukan
Terpinggirlah para kaki lima
Sesak terasa debu dari mereka
IBU
Ibu
Bekerja untuk mencari harta
Demi kami para anak-anaknya
Ibu
Apa yang harus kubalas darimu?
Aku anak tidak tau balas budi
Ibu!
Aku bersujud di bawah kakimu
Kadang aku memandangmu seperti lawan
Ma'af, ma'afkanlah!
Ibu
Ingat sang ayah
Dulu pernah berjuang bersamamu
Sayang ia telah tiada
Ibu
Semoga kau bisa tetap berjalan
Kelak aku akan ikut berjuang!
Bekerja untuk mencari harta
Demi kami para anak-anaknya
Ibu
Apa yang harus kubalas darimu?
Aku anak tidak tau balas budi
Ibu!
Aku bersujud di bawah kakimu
Kadang aku memandangmu seperti lawan
Ma'af, ma'afkanlah!
Ibu
Ingat sang ayah
Dulu pernah berjuang bersamamu
Sayang ia telah tiada
Ibu
Semoga kau bisa tetap berjalan
Kelak aku akan ikut berjuang!
Selasa, 27 Juli 2010
Bom Waktu
Kami yang hidup di zaman reformasi
Dan menerima kebijakan pemerintah yang baik hati
Dengan lapang dada menerima bom berbungkus pita
TERIAK KAMI ATAS NAMA SORBAN SORBAN PUTIH YANG MENGAFANI!!
Kami rakyat miskin!
Miskin namun kaya akan hati
Entah apa yang kau pikirkan disana
Kami hanya bisa berdoa
Semoga bom waktu tidak meledak di gubuk ini
TUHAN!! TUHAN TOLONGLAH KAMI!!
Mereka yang salah?!
Atau kami yang terlalu bodoh?!
Wahai BUNG!!
Kami mengikuti peraturanmu!
tapi kau mendekati maut kami
APA KAU PANTAS UNTUK DI HORMATI?!
Tuhan!! TUHAN TOLONGLAH KAMI!!
KAMI RAKYAT MISKIN!!
Semoga kelak berguna di kemudian hari
Dan menerima kebijakan pemerintah yang baik hati
Dengan lapang dada menerima bom berbungkus pita
TERIAK KAMI ATAS NAMA SORBAN SORBAN PUTIH YANG MENGAFANI!!
Kami rakyat miskin!
Miskin namun kaya akan hati
Entah apa yang kau pikirkan disana
Kami hanya bisa berdoa
Semoga bom waktu tidak meledak di gubuk ini
TUHAN!! TUHAN TOLONGLAH KAMI!!
Mereka yang salah?!
Atau kami yang terlalu bodoh?!
Wahai BUNG!!
Kami mengikuti peraturanmu!
tapi kau mendekati maut kami
APA KAU PANTAS UNTUK DI HORMATI?!
Tuhan!! TUHAN TOLONGLAH KAMI!!
KAMI RAKYAT MISKIN!!
Semoga kelak berguna di kemudian hari
Senin, 26 Juli 2010
Penyesalan
Enggan aku menyapa siang ketika malam
Duduk bersandar di tepi jurang kepedihan
Meratap dan merenungi nasib yang hilang
Seribu tangan ku telah patah karena terjal
Aku menarik nafas dan membuang
Menunggu pagi namun siang yang membentang
Terpaksa berjalan kembali di roda kehidupan
Hanya berharap aku kembali ke masa silam
Aku duduk ketika matahari mulai lelah
Disandaran batu saksi hidup yang bisu
Kain usang yang melekat di tubuh ini
Seperti lelah menemani aku pergi
Duduk bersandar di tepi jurang kepedihan
Meratap dan merenungi nasib yang hilang
Seribu tangan ku telah patah karena terjal
Aku menarik nafas dan membuang
Menunggu pagi namun siang yang membentang
Terpaksa berjalan kembali di roda kehidupan
Hanya berharap aku kembali ke masa silam
Aku duduk ketika matahari mulai lelah
Disandaran batu saksi hidup yang bisu
Kain usang yang melekat di tubuh ini
Seperti lelah menemani aku pergi
Sabtu, 24 Juli 2010
Senen "terminal kehidupan"
Berbalik topeng besi
Berpancar matahari
Di siang sebuah terminal
Kumpulan manusia sibuk
Dengan kesombongan
Seperti acuhku di telan nya
Tergelintir satu butir
Air mata tertetes
Dari pipi sang bocah yang terlantar
Knalpot-knalpot tua
Siap hancurkan kota
Dengan asap-asap murka
Diselimuti debu jalan yang panjang
Musisi sumbang curhat penumpang
Dengan gitar bising beradu suara kendaraan
Mata-mata nakal seperti elang
Siap menerkam sang korban
Wajah bengis dengan tatto kebangga'an
Lapar yang menggila
Dari para durhaka
Memaksa tangan kurus mencari dosa
Inilah INDONESIA!
Inilah Jakarta!
Inilah Terminal kita!
Berpancar matahari
Di siang sebuah terminal
Kumpulan manusia sibuk
Dengan kesombongan
Seperti acuhku di telan nya
Tergelintir satu butir
Air mata tertetes
Dari pipi sang bocah yang terlantar
Knalpot-knalpot tua
Siap hancurkan kota
Dengan asap-asap murka
Diselimuti debu jalan yang panjang
Musisi sumbang curhat penumpang
Dengan gitar bising beradu suara kendaraan
Mata-mata nakal seperti elang
Siap menerkam sang korban
Wajah bengis dengan tatto kebangga'an
Lapar yang menggila
Dari para durhaka
Memaksa tangan kurus mencari dosa
Inilah INDONESIA!
Inilah Jakarta!
Inilah Terminal kita!
Senin, 19 Juli 2010
Doa Yang Terlarang!
Bukan dewa yang berjalan
Hanya semut hitam bergerombolan
Bukan nyawa yang hilang
Namun harga diri yang terbuang
Putih namun hanya uang
Cantik namun tidak terjual
Hangat namun tidak matang
Lembut namun hanya desahan
Berbalut kain malam
Berselimutkan dingin sang angin
Menunggu sang pahlawan
Bermodal roko sebatang
Wajarkah si gadis berdiri mengangkang?
Inilah potret suram dunia yang kejam
Hanya bisa berbisik dan berdoa
"TUHAN! Tolong! Berikan jalan bagi sang pahlawan!"
Hanya semut hitam bergerombolan
Bukan nyawa yang hilang
Namun harga diri yang terbuang
Putih namun hanya uang
Cantik namun tidak terjual
Hangat namun tidak matang
Lembut namun hanya desahan
Berbalut kain malam
Berselimutkan dingin sang angin
Menunggu sang pahlawan
Bermodal roko sebatang
Wajarkah si gadis berdiri mengangkang?
Inilah potret suram dunia yang kejam
Hanya bisa berbisik dan berdoa
"TUHAN! Tolong! Berikan jalan bagi sang pahlawan!"
Minggu, 04 Juli 2010
Srigala Hitam
Aku srigala, berjalan di tengah badai
Cium nafas - nafas busuk kaum pendosa
Nikmati langit penuh derita
KEJAM!
Ratap tangis dalam jiwa
Tawa licik memaki hidup mereka
Iga - iga putih menjulur lidahnya
Tukar nasib dengan nyawa
Aku srigala, tertidur di malam hampa
Ikuti zaman yang kian menggila
Rantai kehidupan mengikat kantung tebal
KEJAM! LICIK! DAN PENUH CACIAN!!
Aku srigala!
Cium nafas - nafas busuk kaum pendosa
Nikmati langit penuh derita
KEJAM!
Ratap tangis dalam jiwa
Tawa licik memaki hidup mereka
Iga - iga putih menjulur lidahnya
Tukar nasib dengan nyawa
Aku srigala, tertidur di malam hampa
Ikuti zaman yang kian menggila
Rantai kehidupan mengikat kantung tebal
KEJAM! LICIK! DAN PENUH CACIAN!!
Aku srigala!
Sabtu, 03 Juli 2010
Perjuangan Hidup
Hantam timur dapat baratnya
Tahan sakit nikmati luka
Kiri dan kanan jurang derita
Panas mentari berlumur noda
Oh Tuhan!
Ini jalan yang kau rencanakan
Aku bersyukur berpijak kaki di tanah kehidupan
Rentang bayang - bayang mereka berteriak LAPAR!!
Tulang - tulang berselimut kulit yang hitam
Mengemis makan pada kecoa besi
Tangisan bayi bertopeng debu
merintih LAPAR dengan air susu
Oh Tuhan !
Ini jalan yang kau rencanakan
Aku Bersyukur berpijak Kaki di tanah kehidupan
Semoga mereka bisa terus berjuang
Tahan sakit nikmati luka
Kiri dan kanan jurang derita
Panas mentari berlumur noda
Oh Tuhan!
Ini jalan yang kau rencanakan
Aku bersyukur berpijak kaki di tanah kehidupan
Rentang bayang - bayang mereka berteriak LAPAR!!
Tulang - tulang berselimut kulit yang hitam
Mengemis makan pada kecoa besi
Tangisan bayi bertopeng debu
merintih LAPAR dengan air susu
Oh Tuhan !
Ini jalan yang kau rencanakan
Aku Bersyukur berpijak Kaki di tanah kehidupan
Semoga mereka bisa terus berjuang
Berteman Luka
Berapa lama aku di gelap ini
Sunyi sepi dan terpa angin memeluk
Mengiringi malam panjang yang kelam
Aku berteman luka
Tanpa teman aku berkelahi sepi
Dengan takut aku berbayang sunyi
Dengan dingin aku bercinta
Aku berteman luka
Pagi aku terbangun sinarmu
Ulah kata kata dalam noda
Binatang yang kubenci membuka gerbang
Aku berteman luka
Sunyi sepi dan terpa angin memeluk
Mengiringi malam panjang yang kelam
Aku berteman luka
Tanpa teman aku berkelahi sepi
Dengan takut aku berbayang sunyi
Dengan dingin aku bercinta
Aku berteman luka
Pagi aku terbangun sinarmu
Ulah kata kata dalam noda
Binatang yang kubenci membuka gerbang
Aku berteman luka
Sajak Orang Mati
Sajak orang mati
Di kubur lalu di ludahi
Hitam kulit terbakar matahati
Hunus nafas seorang yang telah mati lalu hidup kembali
Sebagai hewan!! sebagai hewan, sebagai hewan!
LIAR!!
Di kubur lalu di ludahi
Hitam kulit terbakar matahati
Hunus nafas seorang yang telah mati lalu hidup kembali
Sebagai hewan!! sebagai hewan, sebagai hewan!
LIAR!!
Langganan:
Postingan (Atom)