Sabtu, 31 Juli 2010

Balada Seorang Pria

Aku lelaki
Apa itu arti cinta?
Dan siapakah kasih sayang?
Aku Tidak mengerti

Matahari, terbit di atas kepala
Aku haus
Aku butuh air

Terlihat seorang wanita
Jauh, Jauh di atas puncak kesedihan
Aku berjalan menemuinya

Dia pergi
Meninggalkan ku
Dengan setumpuk harapan

Apa air itu cinta?
Apa wadah air itu kasih sayang?
Aku lelaki
Dan aku tidak mengerti

Jumat, 30 Juli 2010

Rawamangun

Rawamangun Jakarta Timur
Berdiri di bawah naungan tenda
Menunggu angkutan rongsok
Siang mengitari kota

Mobil mewah sangpenguasa
Congak terasa di mata kaum miskin
Kaki-kaki hitam yang melangkah antara kami
Kami yang menunggu angkutan besi

Rawamangun Jakarta Timur
Sedan-sedan mewah membajak jalan
Tidak mau mengalah pada kesibukan
Terpinggirlah para kaki lima
Sesak terasa debu dari mereka

IBU

Ibu
Bekerja untuk mencari harta
Demi kami para anak-anaknya

Ibu
Apa yang harus kubalas darimu?
Aku anak tidak tau balas budi

Ibu!
Aku bersujud di bawah kakimu
Kadang aku memandangmu seperti lawan
Ma'af, ma'afkanlah!

Ibu
Ingat sang ayah
Dulu pernah berjuang bersamamu
Sayang ia telah tiada

Ibu
Semoga kau bisa tetap berjalan
Kelak aku akan ikut berjuang!

Selasa, 27 Juli 2010

Bom Waktu

Kami yang hidup di zaman reformasi
Dan menerima kebijakan pemerintah yang baik hati
Dengan lapang dada menerima bom berbungkus pita

TERIAK KAMI ATAS NAMA SORBAN SORBAN PUTIH YANG MENGAFANI!!
Kami rakyat miskin!
Miskin namun kaya akan hati

Entah apa yang kau pikirkan disana
Kami hanya bisa berdoa
Semoga bom waktu tidak meledak di gubuk ini

TUHAN!! TUHAN TOLONGLAH KAMI!!
Mereka yang salah?!
Atau kami yang terlalu bodoh?!

Wahai BUNG!!
Kami mengikuti peraturanmu!
tapi kau mendekati maut kami
APA KAU PANTAS UNTUK DI HORMATI?!

Tuhan!! TUHAN TOLONGLAH KAMI!!
KAMI RAKYAT MISKIN!!
Semoga kelak berguna di kemudian hari

Senin, 26 Juli 2010

Penyesalan

Enggan aku menyapa siang ketika malam
Duduk bersandar di tepi jurang kepedihan
Meratap dan merenungi nasib yang hilang
Seribu tangan ku telah patah karena terjal

Aku menarik nafas dan membuang
Menunggu pagi namun siang yang membentang
Terpaksa berjalan kembali di roda kehidupan
Hanya berharap aku kembali ke masa silam

Aku duduk ketika matahari mulai lelah
Disandaran batu saksi hidup yang bisu
Kain usang yang melekat di tubuh ini
Seperti lelah menemani aku pergi

Sabtu, 24 Juli 2010

Senen "terminal kehidupan"

Berbalik topeng besi
Berpancar matahari
Di siang sebuah terminal

Kumpulan manusia sibuk
Dengan kesombongan
Seperti acuhku di telan nya

Tergelintir satu butir
Air mata tertetes
Dari pipi sang bocah yang terlantar

Knalpot-knalpot tua
Siap hancurkan kota
Dengan asap-asap murka

Diselimuti debu jalan yang panjang
Musisi sumbang curhat penumpang
Dengan gitar bising beradu suara kendaraan

Mata-mata nakal seperti elang
Siap menerkam sang korban
Wajah bengis dengan tatto kebangga'an

Lapar yang menggila
Dari para durhaka
Memaksa tangan kurus mencari dosa

Inilah INDONESIA!
Inilah Jakarta!
Inilah Terminal kita!

Senin, 19 Juli 2010

Doa Yang Terlarang!

Bukan dewa yang berjalan
Hanya semut hitam bergerombolan
Bukan nyawa yang hilang
Namun harga diri yang terbuang

Putih namun hanya uang
Cantik namun tidak terjual
Hangat namun tidak matang
Lembut namun hanya desahan

Berbalut kain malam
Berselimutkan dingin sang angin
Menunggu sang pahlawan
Bermodal roko sebatang

Wajarkah si gadis berdiri mengangkang?
Inilah potret suram dunia yang kejam
Hanya bisa berbisik dan berdoa
"TUHAN! Tolong! Berikan jalan bagi sang pahlawan!"

Minggu, 04 Juli 2010

Srigala Hitam

Aku srigala, berjalan di tengah badai
Cium nafas - nafas busuk kaum pendosa
Nikmati langit penuh derita
KEJAM!

Ratap tangis dalam jiwa
Tawa licik memaki hidup mereka
Iga - iga putih menjulur lidahnya
Tukar nasib dengan nyawa

Aku srigala, tertidur di malam hampa
Ikuti zaman yang kian menggila
Rantai kehidupan mengikat kantung tebal
KEJAM! LICIK! DAN PENUH CACIAN!!
Aku srigala!

Sabtu, 03 Juli 2010

Perjuangan Hidup

Hantam timur dapat baratnya
Tahan sakit nikmati luka
Kiri dan kanan jurang derita
Panas mentari berlumur noda

Oh Tuhan!
Ini jalan yang kau rencanakan
Aku bersyukur berpijak kaki di tanah kehidupan
Rentang bayang - bayang mereka berteriak LAPAR!!

Tulang - tulang berselimut kulit yang hitam
Mengemis makan pada kecoa besi
Tangisan bayi bertopeng debu
merintih LAPAR dengan air susu

Oh Tuhan !
Ini jalan yang kau rencanakan
Aku Bersyukur berpijak Kaki di tanah kehidupan
Semoga mereka bisa terus berjuang

Berteman Luka

Berapa lama aku di gelap ini
Sunyi sepi dan terpa angin memeluk
Mengiringi malam panjang yang kelam
Aku berteman luka

Tanpa teman aku berkelahi sepi
Dengan takut aku berbayang sunyi
Dengan dingin aku bercinta
Aku berteman luka

Pagi aku terbangun sinarmu
Ulah kata kata dalam noda
Binatang yang kubenci membuka gerbang
Aku berteman luka

Sajak Orang Mati

Sajak orang mati
Di kubur lalu di ludahi
Hitam kulit terbakar matahati
Hunus nafas seorang yang telah mati lalu hidup kembali
Sebagai hewan!! sebagai hewan, sebagai hewan!
LIAR!!