Aku lelaki
Apa itu arti cinta?
Dan siapakah kasih sayang?
Aku Tidak mengerti
Matahari, terbit di atas kepala
Aku haus
Aku butuh air
Terlihat seorang wanita
Jauh, Jauh di atas puncak kesedihan
Aku berjalan menemuinya
Dia pergi
Meninggalkan ku
Dengan setumpuk harapan
Apa air itu cinta?
Apa wadah air itu kasih sayang?
Aku lelaki
Dan aku tidak mengerti
Sabtu, 31 Juli 2010
Jumat, 30 Juli 2010
Rawamangun
Rawamangun Jakarta Timur
Berdiri di bawah naungan tenda
Menunggu angkutan rongsok
Siang mengitari kota
Mobil mewah sangpenguasa
Congak terasa di mata kaum miskin
Kaki-kaki hitam yang melangkah antara kami
Kami yang menunggu angkutan besi
Rawamangun Jakarta Timur
Sedan-sedan mewah membajak jalan
Tidak mau mengalah pada kesibukan
Terpinggirlah para kaki lima
Sesak terasa debu dari mereka
Berdiri di bawah naungan tenda
Menunggu angkutan rongsok
Siang mengitari kota
Mobil mewah sangpenguasa
Congak terasa di mata kaum miskin
Kaki-kaki hitam yang melangkah antara kami
Kami yang menunggu angkutan besi
Rawamangun Jakarta Timur
Sedan-sedan mewah membajak jalan
Tidak mau mengalah pada kesibukan
Terpinggirlah para kaki lima
Sesak terasa debu dari mereka
IBU
Ibu
Bekerja untuk mencari harta
Demi kami para anak-anaknya
Ibu
Apa yang harus kubalas darimu?
Aku anak tidak tau balas budi
Ibu!
Aku bersujud di bawah kakimu
Kadang aku memandangmu seperti lawan
Ma'af, ma'afkanlah!
Ibu
Ingat sang ayah
Dulu pernah berjuang bersamamu
Sayang ia telah tiada
Ibu
Semoga kau bisa tetap berjalan
Kelak aku akan ikut berjuang!
Bekerja untuk mencari harta
Demi kami para anak-anaknya
Ibu
Apa yang harus kubalas darimu?
Aku anak tidak tau balas budi
Ibu!
Aku bersujud di bawah kakimu
Kadang aku memandangmu seperti lawan
Ma'af, ma'afkanlah!
Ibu
Ingat sang ayah
Dulu pernah berjuang bersamamu
Sayang ia telah tiada
Ibu
Semoga kau bisa tetap berjalan
Kelak aku akan ikut berjuang!
Selasa, 27 Juli 2010
Bom Waktu
Kami yang hidup di zaman reformasi
Dan menerima kebijakan pemerintah yang baik hati
Dengan lapang dada menerima bom berbungkus pita
TERIAK KAMI ATAS NAMA SORBAN SORBAN PUTIH YANG MENGAFANI!!
Kami rakyat miskin!
Miskin namun kaya akan hati
Entah apa yang kau pikirkan disana
Kami hanya bisa berdoa
Semoga bom waktu tidak meledak di gubuk ini
TUHAN!! TUHAN TOLONGLAH KAMI!!
Mereka yang salah?!
Atau kami yang terlalu bodoh?!
Wahai BUNG!!
Kami mengikuti peraturanmu!
tapi kau mendekati maut kami
APA KAU PANTAS UNTUK DI HORMATI?!
Tuhan!! TUHAN TOLONGLAH KAMI!!
KAMI RAKYAT MISKIN!!
Semoga kelak berguna di kemudian hari
Dan menerima kebijakan pemerintah yang baik hati
Dengan lapang dada menerima bom berbungkus pita
TERIAK KAMI ATAS NAMA SORBAN SORBAN PUTIH YANG MENGAFANI!!
Kami rakyat miskin!
Miskin namun kaya akan hati
Entah apa yang kau pikirkan disana
Kami hanya bisa berdoa
Semoga bom waktu tidak meledak di gubuk ini
TUHAN!! TUHAN TOLONGLAH KAMI!!
Mereka yang salah?!
Atau kami yang terlalu bodoh?!
Wahai BUNG!!
Kami mengikuti peraturanmu!
tapi kau mendekati maut kami
APA KAU PANTAS UNTUK DI HORMATI?!
Tuhan!! TUHAN TOLONGLAH KAMI!!
KAMI RAKYAT MISKIN!!
Semoga kelak berguna di kemudian hari
Senin, 26 Juli 2010
Penyesalan
Enggan aku menyapa siang ketika malam
Duduk bersandar di tepi jurang kepedihan
Meratap dan merenungi nasib yang hilang
Seribu tangan ku telah patah karena terjal
Aku menarik nafas dan membuang
Menunggu pagi namun siang yang membentang
Terpaksa berjalan kembali di roda kehidupan
Hanya berharap aku kembali ke masa silam
Aku duduk ketika matahari mulai lelah
Disandaran batu saksi hidup yang bisu
Kain usang yang melekat di tubuh ini
Seperti lelah menemani aku pergi
Duduk bersandar di tepi jurang kepedihan
Meratap dan merenungi nasib yang hilang
Seribu tangan ku telah patah karena terjal
Aku menarik nafas dan membuang
Menunggu pagi namun siang yang membentang
Terpaksa berjalan kembali di roda kehidupan
Hanya berharap aku kembali ke masa silam
Aku duduk ketika matahari mulai lelah
Disandaran batu saksi hidup yang bisu
Kain usang yang melekat di tubuh ini
Seperti lelah menemani aku pergi
Sabtu, 24 Juli 2010
Senen "terminal kehidupan"
Berbalik topeng besi
Berpancar matahari
Di siang sebuah terminal
Kumpulan manusia sibuk
Dengan kesombongan
Seperti acuhku di telan nya
Tergelintir satu butir
Air mata tertetes
Dari pipi sang bocah yang terlantar
Knalpot-knalpot tua
Siap hancurkan kota
Dengan asap-asap murka
Diselimuti debu jalan yang panjang
Musisi sumbang curhat penumpang
Dengan gitar bising beradu suara kendaraan
Mata-mata nakal seperti elang
Siap menerkam sang korban
Wajah bengis dengan tatto kebangga'an
Lapar yang menggila
Dari para durhaka
Memaksa tangan kurus mencari dosa
Inilah INDONESIA!
Inilah Jakarta!
Inilah Terminal kita!
Berpancar matahari
Di siang sebuah terminal
Kumpulan manusia sibuk
Dengan kesombongan
Seperti acuhku di telan nya
Tergelintir satu butir
Air mata tertetes
Dari pipi sang bocah yang terlantar
Knalpot-knalpot tua
Siap hancurkan kota
Dengan asap-asap murka
Diselimuti debu jalan yang panjang
Musisi sumbang curhat penumpang
Dengan gitar bising beradu suara kendaraan
Mata-mata nakal seperti elang
Siap menerkam sang korban
Wajah bengis dengan tatto kebangga'an
Lapar yang menggila
Dari para durhaka
Memaksa tangan kurus mencari dosa
Inilah INDONESIA!
Inilah Jakarta!
Inilah Terminal kita!
Senin, 19 Juli 2010
Doa Yang Terlarang!
Bukan dewa yang berjalan
Hanya semut hitam bergerombolan
Bukan nyawa yang hilang
Namun harga diri yang terbuang
Putih namun hanya uang
Cantik namun tidak terjual
Hangat namun tidak matang
Lembut namun hanya desahan
Berbalut kain malam
Berselimutkan dingin sang angin
Menunggu sang pahlawan
Bermodal roko sebatang
Wajarkah si gadis berdiri mengangkang?
Inilah potret suram dunia yang kejam
Hanya bisa berbisik dan berdoa
"TUHAN! Tolong! Berikan jalan bagi sang pahlawan!"
Hanya semut hitam bergerombolan
Bukan nyawa yang hilang
Namun harga diri yang terbuang
Putih namun hanya uang
Cantik namun tidak terjual
Hangat namun tidak matang
Lembut namun hanya desahan
Berbalut kain malam
Berselimutkan dingin sang angin
Menunggu sang pahlawan
Bermodal roko sebatang
Wajarkah si gadis berdiri mengangkang?
Inilah potret suram dunia yang kejam
Hanya bisa berbisik dan berdoa
"TUHAN! Tolong! Berikan jalan bagi sang pahlawan!"
Minggu, 04 Juli 2010
Srigala Hitam
Aku srigala, berjalan di tengah badai
Cium nafas - nafas busuk kaum pendosa
Nikmati langit penuh derita
KEJAM!
Ratap tangis dalam jiwa
Tawa licik memaki hidup mereka
Iga - iga putih menjulur lidahnya
Tukar nasib dengan nyawa
Aku srigala, tertidur di malam hampa
Ikuti zaman yang kian menggila
Rantai kehidupan mengikat kantung tebal
KEJAM! LICIK! DAN PENUH CACIAN!!
Aku srigala!
Cium nafas - nafas busuk kaum pendosa
Nikmati langit penuh derita
KEJAM!
Ratap tangis dalam jiwa
Tawa licik memaki hidup mereka
Iga - iga putih menjulur lidahnya
Tukar nasib dengan nyawa
Aku srigala, tertidur di malam hampa
Ikuti zaman yang kian menggila
Rantai kehidupan mengikat kantung tebal
KEJAM! LICIK! DAN PENUH CACIAN!!
Aku srigala!
Sabtu, 03 Juli 2010
Perjuangan Hidup
Hantam timur dapat baratnya
Tahan sakit nikmati luka
Kiri dan kanan jurang derita
Panas mentari berlumur noda
Oh Tuhan!
Ini jalan yang kau rencanakan
Aku bersyukur berpijak kaki di tanah kehidupan
Rentang bayang - bayang mereka berteriak LAPAR!!
Tulang - tulang berselimut kulit yang hitam
Mengemis makan pada kecoa besi
Tangisan bayi bertopeng debu
merintih LAPAR dengan air susu
Oh Tuhan !
Ini jalan yang kau rencanakan
Aku Bersyukur berpijak Kaki di tanah kehidupan
Semoga mereka bisa terus berjuang
Tahan sakit nikmati luka
Kiri dan kanan jurang derita
Panas mentari berlumur noda
Oh Tuhan!
Ini jalan yang kau rencanakan
Aku bersyukur berpijak kaki di tanah kehidupan
Rentang bayang - bayang mereka berteriak LAPAR!!
Tulang - tulang berselimut kulit yang hitam
Mengemis makan pada kecoa besi
Tangisan bayi bertopeng debu
merintih LAPAR dengan air susu
Oh Tuhan !
Ini jalan yang kau rencanakan
Aku Bersyukur berpijak Kaki di tanah kehidupan
Semoga mereka bisa terus berjuang
Berteman Luka
Berapa lama aku di gelap ini
Sunyi sepi dan terpa angin memeluk
Mengiringi malam panjang yang kelam
Aku berteman luka
Tanpa teman aku berkelahi sepi
Dengan takut aku berbayang sunyi
Dengan dingin aku bercinta
Aku berteman luka
Pagi aku terbangun sinarmu
Ulah kata kata dalam noda
Binatang yang kubenci membuka gerbang
Aku berteman luka
Sunyi sepi dan terpa angin memeluk
Mengiringi malam panjang yang kelam
Aku berteman luka
Tanpa teman aku berkelahi sepi
Dengan takut aku berbayang sunyi
Dengan dingin aku bercinta
Aku berteman luka
Pagi aku terbangun sinarmu
Ulah kata kata dalam noda
Binatang yang kubenci membuka gerbang
Aku berteman luka
Sajak Orang Mati
Sajak orang mati
Di kubur lalu di ludahi
Hitam kulit terbakar matahati
Hunus nafas seorang yang telah mati lalu hidup kembali
Sebagai hewan!! sebagai hewan, sebagai hewan!
LIAR!!
Di kubur lalu di ludahi
Hitam kulit terbakar matahati
Hunus nafas seorang yang telah mati lalu hidup kembali
Sebagai hewan!! sebagai hewan, sebagai hewan!
LIAR!!
Langganan:
Postingan (Atom)