Sabtu, 24 Juli 2010

Senen "terminal kehidupan"

Berbalik topeng besi
Berpancar matahari
Di siang sebuah terminal

Kumpulan manusia sibuk
Dengan kesombongan
Seperti acuhku di telan nya

Tergelintir satu butir
Air mata tertetes
Dari pipi sang bocah yang terlantar

Knalpot-knalpot tua
Siap hancurkan kota
Dengan asap-asap murka

Diselimuti debu jalan yang panjang
Musisi sumbang curhat penumpang
Dengan gitar bising beradu suara kendaraan

Mata-mata nakal seperti elang
Siap menerkam sang korban
Wajah bengis dengan tatto kebangga'an

Lapar yang menggila
Dari para durhaka
Memaksa tangan kurus mencari dosa

Inilah INDONESIA!
Inilah Jakarta!
Inilah Terminal kita!

3 komentar: