Rabu, 02 September 2009

Gempa 2 sptember 2009 15 : 08

titik hitam bercambur menjadi satu, dosa dan dosa terus terkumpul, gempa telah terjadi lagi, apakah benar kiamat sebentar lagi??... haus dahagaku menunggu pahalamu, namun tercapai hanya bergilir, benarkah aku akan mati? ya allah, maafkan semua dosa kami

Jumat, 17 Juli 2009

Kuningan 17 Juli 2009

Merdu burung berkicau
Aktifitas padat menguat
Canda tawa melepas penat
Pagi hari yang indah

Terusik mereka dengan keadaan
Keras ledakan dan goncangan menyantar
Kepungan asap seolah mengantri
darah, luka, dan mayat miris terlihat

MEREKA YANG BERKARYA SEOLAH TERTAWA!
MEREKA YANG BERDASI SEOLAH MENUTUP MATA!
MEREKA YANG DI TINGGALKAN HANYA BISA MENANGIS DAN TERMENUNG!
LALU SIAPA YANG HARUS DI SALAHKAN?!

Ya allah, engkau lah yang maha berkuasa
Berkehendak lah dengan semua ini
Berkatalah mereka hanya omong kosong belaka
Janganlah terjadi lagi di indonesia

Duka dan air mata mewarnai hari ini
Jum'at 17 Juli 2009 penuh tangisan
Kuninganku berubah menjadi merah
Tubuh-tubuh nan kokoh telah berpulang

AKU DISINI MENGUTUK MU WAHAI PARA TERORIS!
BANGSAT KUASA kata yang COCOK untuk kalian
BERKACALAH ENGKAU PARA SENIMAN PELEDAK!
SEMOGA KALIAN MENJILAT TANAH MEREKA DI AKHIR NANTI!!

Sabtu, 04 Juli 2009

Sesali

Usik jiwa ini dari kegelapan malam
Angkuh aku menunggu dosa
Akan kah datang dengan harapan
Aku ingin kembali ke jalan pulang

Berkata dalam kesunyian malam
Terdengar kata-kata menyakitkan
Cacimaki seorang saudara
Yang tidak pernah akan datang untuk berteman

Aku bosan dengan kehidupan
Aku bosan dengan semua hal
Baik dan buruk pernah aku jalani
Dan sampai kapan aku begini?!

Lenyap!


Angin telah hilang
Hampa sangat terasa
Asap mengepul di ruang
Tetap berteman dengan luka

Terduga harapan palsu
Dirinya tidak ada di pikiranku
Meluapkan emosi dari hatiku
Kini aku tak pantas di pandang

Kata-kataku seolah menyimpang
Namun malaikat tidak menghiraukan
Merapatlah barisan demi barisan
Namun diriku tetap terbuang

Jumat, 26 Juni 2009

Ke Agungan-nya

Mereka telah lelah menangis
Mereka telah lelah memaki
Mereka telah lelah meminta
Mereka tak sanggup lagi tertawa

Kini saatnya menyerah diri pada tuhan
Menjauhkan maksiat dari kehidupan
Menenangkan diri saat mereka pulang
Surga pun tak nampak bagi sang pahlawan

Terlihat istana megah yang masih berdiri disana
Apakah benar tuhan telah murka?
Apakah benar tuhan bosan dengan maksiat kita?
maafkan dosa kami ya Allah

TERKUTUK!

Terbangun kami teraniaya
Membangkit mimpi demi nafas yang berhembus
Teringat ratapan malaikat pedih menyiksa
Sapu tangan putih yang telah bernoda

Tuhan apakah kau masih mendengar?
Mencoba bangkit krikil tajam menusuk
Ombak lautan mengecam jiwa
Terkikis hati berlumur dosa

Awan hitam yang tak bersahabat
Memandang penuh kecam dan luka
Berabad-abad menungu mereka
Dan mereka datang dengan tawa

2 dan 3 langkah

Dikamar ini aku berfikir
Dikamar ini aku menulis
Dikamar ini aku terlelap
Dikamar ini aku bersandar

Terilntar pikiranku sepahit dalam hatiku
Tempat ini menjadi saksi kemurunganku
Tempat ini menjadi saksi kesendirianku
Disini, dimana aku berteriak dan melakukan hal bebas

Coretan di dinding menggambarkan hati yang keras
Angkuh aku berselimut dosa dalam hening
Tembok ini menertawaiku saat hatiku luka
Senanglah debu-debu itu menari di lantai

Kamis, 25 Juni 2009

Seorang laki-laki

Dua mata pisau menusuk hati
Bersandar impian untuk kembali
Menunggu dosa makna terungkap
Kini aku hanya bisa menyendiri

Terengah dalam panjangnya mimpi
BANGSAT KUASA! itu kata untuk mereka
Hanya menunggu waktu untuk tertawa
Berkata mereka seperti anjing

Habis waktu untuk merenung
Tak ada guna sembunyi di balik gelap
Kini saatnya aku bangkit
mengalahkan rasa takut dalam hati
Aku akan bangkit di kemudian hari

Kata Dari Pengecut

Aku tau dirimu dari sini
Aku tau sifatmu dari sini
Aku tau Keberadaanmu dari sini
Dan aku tau, aku menantimu disini

Malam hari aku bertanya pada bulan
Malam itu bulan terdiam dan membuang muka
Malam itupun aku bertanya pada bintang
Namun bintang terdiam, dan angin menjawab aku harus kemana

Buta hatiku terprosot karna dirimu
Bawa aku pergi wahai angin malam
Aku bertanya dimana aku sekarang
Dan aku tersadar, aku telah terpijak dihatimu dan untuk selamanya di hatimu

1 : 51

Malam ini aku masih sendiri
Ditemani sebungkus rokok dan bersaudara secangkir kopi
Menemani angin malam di depan layar terpaku
Meratapi kejadian di masa lalu

Kini hanya diriku yang membenamkan luka
Kini diriku yang sangat tersiksa
Mengingatnya seperti mempercepat kematian
Terbayang masa-masa yang pernah terlewatkan

Hapus dosa, tenggelam aku dalam luka
Gerbang kematian seolah di depan mata
Akankah datang dirimu untuk bersama
Aku akan selalu menunggumu sampai akhir masa

Makna kata-kata sayank untuk sebuah peringatan
Tidak terbukti semua omong kosong belaka
Tersesat hatiku membawa luka
Kini aku tidak tau harus kemana

kecewa

Jalan pikiranku kini berbeda
Melihat sisi lainmu aku termenung
Memandang dinding penuh coretan
Terlintas untuk menggoreskan nadi

Mimpi ini kini berbeda
Kau tidak lagi otak ku
Aku menjemput alam mimpi
Apakah kau tau aku akan mati??

Aku?

Aku seperti tak berguna disini
Menunggu nasib yang akan berubah
Hanya tulisan bodoh yang aku kerjakan
Tertawa di tengah-tengah kegelapan hati

Aku akan ke hutan untuk berlari
Aku akan ke laut untuk bertanya
Aku akan ke gunung untuk berteriak
Begitulah hatiku berkata omong kosong yang BODOH!

Aku telah merasakan perihnya tertusuk duri
Aku telah merasakan sakitnya terseset pisau
Aku telah merasakan pedihnya kata-kata mereka
Begitulah mulutku berbicara fakta

Inilah aku, Disinilah aku
Inilah kehidupanku, inilah tingkahlaku ku
Tersadar aku hanya bersembunyi di balik tulisan
Dan aku akan berdiri di kehidupanku sampai aku tertidur lelap

Batin Siksa Mimpi

Hujan rintik-rintik dan lama kelamaan deras
Membawa kehidupan lebih tak berarti
Berharap mereka datang dan mengulurkan tangan
Namun mereka tak mengerti apa yang terjadi

Bidadari hanya tersenyum melihat diriku
Penjaga neraka terus menertawaiku
Tuhan mengabul doa harapku hanya padamu
Kuburku dalam mimpi yang semu

Langit rintih menyentuh duka
Terbawa kita dalam kehidupan nyata
Aku hanya melihatmu tertawa
Terus terbawa dalam hati yang terluka

JALAN!!

Malam indah, Semilir angin menyejuk jiwa
Bulan dan bintang berteman akrab
Tikus-tikus kecil menyapu jalan
Mengiringi langkahku menuai waktu

Sepuntung rokok yang masih ku hisap
Menemani Derai langkahku dari sepi
Teringat canda tawa mereka yang yak kenal dosa
Tersenyum kecil hatiku dari luka

Jauh langkah dalam hati
Berfikir aku untuk berlari
Namun keramaian dalam hatiku terusir
Ketika gerbang kedamaian terbuka

Jumat, 29 Mei 2009

Jakarta Tadi Malam

Minuman keras mewarnai malam panjang
Di sela gong-gongan anjing menggila
Mereka acuhkan hirupikuk skitar
Seperti manusia kesurupan

Tetes demi tetes terus tertuang
Botol demi botol terus terbuang
Suara serangga bernyanyi mengisi keramaian
Tertumpah lah air mencetus dosa

Hanyut mereka di lautan hampa
Denyut nadi yang semakin mencepat
Membawa kedamaian ke alam dalam
Terlelap mimpi, menghilang di pagi hari